Kamis, 11 April 2013

Akhlak Mulia




dan barang siapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah
maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.

(QS. Al-Hajj/22: 32)

Akhlak yang mulia merupakan inti ajaran syariat yang toleran dan kumpulan ajaran agama yang menjadi tujuan diutusnya Nabi Muhammad Shallallâhu 'Alaihi Wasallam. Karena itu jiwa ini harus dikondisikan dengan akhlak tersebut sehingga mendapatkan kebahagiaan dan patuh terhadap perintah Allâh Ta'ala.
Oleh karena itu Allâh Ta'ala telah menentukan media untuk membersihkan jiwa. Dan Rasulullah telah menjelaskan media tersebut agar dapat sampai ke tujuannya. Penyucian Jiwa sama sekali tidak memiliki cara yang khusus selain ajaran Islam itu sendiri. Hal itu dapat diterangkan lebih jelas lagi dengan 3 kaidah mulia, yaitu:

1.   Meneliti seluruh syariat agama secara menyeluruh.
Ketika kita meneliti syariat agama secara menyeluruh lalu menghubungkan dengan penyucian jiwa, maka kita akan menemukan bahwasanya Islam merupakan kumpulan aqidah dan hukum yang tujuan akhirnya adalah ketakwaan dan akhlak yang mulia.
2.  Mengetahui sifat-sifat muttaqin (orang-orang bertakwa) yang sempurna dan mukminin (orang-orang beriman) yang ikhlas.
Sifat sempurna bagi seorang muttaqin yang ahli dalam ibadah adalah keimanan yang mempunyai daya positif dan dinamis, persatuan yang tegak berdiri di atas dasar ketakwaan dan ibadah kepada Allâh Ta'ala, sehingga dapat mencetak satu umat yang berakhlak mulia. Jiwa yang mukmin mempunyai sifat yang ridha terhadap Islam sebagai agama dan manhaj kehidupan.
3.  Mengetahui siapakah wali (kekasih Allah) itu?
Wali-wali Allah adalah orang-orang mukmin yang bertakwa. Makna dari takwa adalah melaksanakan semua perintah Allâh Ta'ala dan menjauhi larangan-Nya. Dengan takwa seseorang dapat mencapai akhlak yang mulia. Dengan mengetahui orang-orang mukmin yang menjadi wali Allâh, kita bias menjadikan orang-orang mukmin tersebut sebagai panutan dalam berakhlak.

Sesungguhnya antara akhlak dengan aqidah terdapat hubungan yang sangat kuat sekali. Karena akhlak yang baik itu sebagai bukti dari keimanan, dan akhlak yang buruk sebagai bukti atas lemahnya iman, semakin sempurna akhlak seorang muslim berarti semakin kuat imannya. Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda:

Kaum mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang bagus akhlaknya
dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya
.”
(HR.Tirmidzi)
Sungguh akhlak yang mulia itu meninggikan derajat seseorang di sisi Allâh Ta'ala, sebagaimana sabda Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam :

Sesungguhnya seseorang mukmin itu akan mendapatkan derajat orang berpuasa
dan orang yang menegakkan shalat malam dikarenakan kebaikan akhlaknya
.”
(HR. Abu Dawud)
Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam adalah orang yang paling baik akhlaknya. Allâh Ta'ala berfirman:

Dan sesungguhnya engkau (Rasûlullâh) berbudi pekerti yang agung.
(QS. Al-Qolam: 4)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar